1. Adaptive Modulation and Coding
Adaptive Modulation and Coding (AMC) merupakan teknologi utama yang menyebabkan HSDPA mencapai data rate jauh lebih besar dari sistem sebelumnya. Sistem CDMA biasanya menggunakan skema modulasi konstan (misalnya M-PSK) dan fast power control agar segera dapat menyesuaikan dengan kondisi kanal. Sebaliknya, AMC menggunakan power konstan sementara skema modulasi dan koding yang berubah sesuai kondisi kanal. Hasilnya meningkatkan throughput rata-rata karena level MCS (Modulation and Coding Scheme) yang diberikan semakin tinggi sesuai kondisi yang diinginkan pengguna.
2. Hybrid Automatic Repeat Request (ARQ )
Meskipun level MCS digunakan untuk menjamin berhasilnya proses transmisi, kegagalan masih saja terjadi pada sistem nirkabel. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh interferensi antar pengguna dan pemancar. Pada keadaan normal rata-rata 10-30% transmisi pertama harus diulangi agar berhasil. Dengan demikian, pemilihan protocol retransmisi menjadi vital dalam kinerja sistem komunikasi nirkabel. 3GPP menetapkan HARQ untuk retransmisi karena kemampuannya mengirim kembali dengan cepat. HARQ diimplementasikan pada layer MAC (Medium Access Control) sebagai pengganti layer RLC (Radio Link Control) yang banyak digunakan untuk protokol transmisi data yang lain. Layer MAC diletakkan pada radio interface yang berhubungan langsung dengan UE sehingga menurunkan delay. Pada keadaan normal NACK diminta kurang dari 10 ms pada layer MAC padahal dengan RLC dibutuhkan antara 80-100 ms. Dengan menurunkan delay pada proses retransmisi, protokol internet yang telah diperkenalkan pada release 4 mudah diimplementasikan. Hal tersebut mendukung diterapkannya berbagai aplikasi seperti internet dan FTP. Untuk membatasi kompleksitas proses retransmisi, 3GPP menetapkan protocol SAW (Stop and Wait). Protokol SAW bekerja dengan cara mengirimkan suatu paket dan menunggu respon UE. Yang menjadi masalah adalah jika sistem idle (diam) dan tidak merespon. Agar efisien, 3GPP memilih protokol N-channel SAW. Saat sebuah kanal N menunggu ACK atau NACK, kanal (N-1) terus mengirimkan data. Nilai N masih dievaluasi antara 2 dan 4. HARQ menggunakan buffer virtual untuk mengirimkan salinan data yang dikirim sebelumnya. Saat retransmisi diminta, data yang rusak dibandingkan dengan salinan pada buffer untuk menentukan kualitas koding sehingga proses retransmisi segera berhasil dilakukan. Hal tersebut akan meningkatkan rata-rata throughput.
3. Fast Scheduling
Perubahan dasar yang dilakukan adalah penjadwalan pada Node B. Dengan cara inilah respon terhadap perubahan kondisi kanal segera dilakukan untuk menjamin layanan untuk UE. Tiga cara penjadwalan dipakai dalam sistem HSDPA yaitu Round Robin (RR), Maximum C/I, dan Proportional Fair (PF). Penjadwalan RR bekerja berdasarkan posisi antrian, first in first out. Meskipun paling sederhana dan fair, kondisi kanal yang dipakai UE tidak dijadikan pertimbangan. Sebagai konsekuensinya pengguna tetap dijadwal meskipun kondisi kanal buruk Algoritma Maximum C/I menjadwal UE ketika memiliki nilai SIR tertinggi di antara UE lain dalam suatu sel. Asumsinya seluruh UE memiliki level MCS tertinggi untuk melakukan transmisi. Hal tersebut kurang fair karena menyebabkan hampir setengah pengguna sel tidak memperoleh pelayanan yang cukup. PF merupakan bentuk kompromi antara RR dan Maximum C/I. PF bekerja berdasarkan keseimbangan antara rata-rata SIR yang diperoleh dengan SIR pada waktu tertentu. Hasilnya setiap pengguna dilayani saat kondisi kanal mendukung. Lebih fair karena kondisi kanal waktu tertentu pasti lebih baik daripada rataratanya
4. Handover ( Fast Cell Selection )
Perpindahan UE antarsel pada sistem CDMA pada umumnya menggunakan prosedur soft handover. Akan tetapi HSDPA menggunakan cara yang lebih cepat dengan hard handover dengan teknologi yang disebut FCS (Fast Cell Selection). FCS bekerja dengan memantau level SIR seluruh Node B dalam jangkauan UE lalu diarahkan pada Node B yang dapat memberikan SIR lebih tinggi (power CPICH yang lebih tinggi). Aktivitas downlink hanya dapat dilakukan pada satu Node B. Jika terdapat Node B yang memberikan level SIR yang lebih tinggi pada daerah perpindahan, seharusnya RNC yang bertanggung jawab melakukan proses handover. Dengan FCS, maka dilakukan internode handover ke Node B yang baru. Hal ini bertujuan untuk menurunkan delay dalam prosedur handover.

Konfigurasi Jaringan HSDPA
Berikut ini merupakan konfigurasi jaringan HSDPA :

Skema struktur jaringan HSDPA secara umum terdiri dari :
1. UE ( Unit Equipment )
Merupakan perangkat atau terminal pada sisi pelanggan yang berupa headset untuk mengirim dan menerima informasi.
2. Node B ( Base Transceiver Station )
Merupakan perangkat untuk mengkonversi aliran data antara interface Uu dan Iub, juga berperan dalam radio resource management.

3. RNC ( Radio Network Controller )
Radio Network Controller (RNC) di GSM disebut BSC : bertanggung jawab untuk mengontrol sumber radio dalam jaringan (satu atau lebih Node B terhubung ke RNC). Suatu RNC yang dengan beberapa Node B membentuk Radio Network Subsystem (RNS).
4. Core network, terdiri dari beberapa bagian :
· Serving GPRS Support Node (SGSN) : berfungsi sama halnya seperti MSC/VLR tetapi secara khusus digunakan untuk servis Packet Switched (PS).
· Gateway GPRS Support Node (GGSN) : berfungsi sama halnya seperti GMSC tetapi berhubungan dengan servis-servis PS.
Model Kanal pada HSDPA
Untuk mengimplementasikan HSDPA, tiga kanal baru ditambahkan pada platform WCDMA. Terdiri atas High Speed Downlink Shared Channel (HS-DSCH), High Speed Shared Control Channel (HS-SCCH), dan Uplink High Speed Dedicated Physical Control Channel (HS-DPCCH).

Keterangan:
1. High Speed Downlink Shared Channel (HS-DSCH)
HS-DSCH disediakan sebagai kanal sharing baru untuk membawa beberapa DCH (Dedicated Transport Channel) dalam satu frekuensi.Untuk lebih jelas, lihat gambar di bawah ini

Kanal transport dituntut mampu membawa data yang besar secara efisien untuk memberikan data rate yang tinggi. Data dimultipleks dalam domain waktu dan dikirim dalam beberapa TTI (Transmission Time Interval). Setiap TTI terdiri atas 3 slot waktu yang masing-masing 2 ms. Digunakan konstan SF (spreading factor) 16 untuk proses code multiplexing sehingga tersedia 15 kanal paralel. Kanal tersebut dapat diberikan untuk satu pengguna sepanjang TTI atau dibagi dengan beberapa pengguna tergantung beban sel, kebutuhan QoS (Quality of Services), dan kemampuan UE (User Equipment).
High Speed Shared Control Channel (HS-SCCH)
HS-SCCH digunakan untuk menandai jenis informasi sebelum penjadwalan TTI seperti channelization code set, skema modulasi, ukuran transport block, dan informasi protokol HARQ. Channelization code set dan skema modulasi merupakan parameter kritis karena menunjukkan kode-kode paralel HS-DSCH yang diminta UE dan jenis modulasi yang dipakai pada pengiriman berikutnya (QPSK atau 16 QAM). Jika informasi tersebut tidak diterima sebelum pengiriman TTI, data akan ditahan hingga UE mengenali parameter tersebut. Oleh karena itu parameter kritis dikirim di awal (pada 0,667 ms slot HS-SCCH).
High Speed Uplink Dedicated Physical Control Channel (HS-DPCCH)
HS-DPCCH bertanggung jawab dalam proses uplink yaitu pengiriman ACK (acknowledgement) dan NACK (negative acknowledgement) untuk memberitahu status suatu paket data yang dikirim serta CQI (Channel Quality Indicator). Nilai bit digunakan untuk memilih skema modulasi dan koding yang sesuai untuk pengiriman selanjutnya, dari QPSK dengan turbo code R=1/4 hingga 16-QAM dengan turbo code R=3/4. Termasuk memilih untuk tidak melakukan pengiriman jika kondisi kanal buruk.
HANDOVER
Pengertian Handover
Handover merupakan fasilitas dalam system seluler untuk menjamin adanya kontinyuitas komunikasi apabila pelanggan bergerak dari satu cell ke cell lain. Pergerakan user mengakibatkan perubahan yang dinamis terhadap kualitas link dan tingkat interferensi dalam sistem
Handover pada Jaringan HSDPA
Tidak seperti pada Release 99, HSDPA tidak hanya menggunakan soft handover, tetapi menggunakan suatu algoritma hard handover untuk switch antara Node B. UE selalu memonitor semua Node B yang berada pada active set dan memberikan laporan ke UTRAN pada saat adanya perubahan pada sel yang paling bagus. Kemudian UTRAN akan mengkonfigurasi ulang sel HS-DSCH yang melayani dengan menggunakan konfigurasi synchronous atau asynchronous handover.
Pada jaringan HSDPA, ada 3 tipe Handover :
1. Inter-Node B HS-DSCH to HS-DSCH handover
HSDPA mendukung pergerakan antar sector dalam satu Node B, dan antara beberapa Node B yang berbeda. Inter Node B handover dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini, dimana UE dapat berganti sel HS-DSCH yang melayani dari sel asal ke sel target.

2. Intra-Node B HS-DSCH to HS-DSCH handover
Intra Node B HS-DSCH to HS-DSCH handover terjadi antara 2 sektor dalam Node B yang sama. Prosedur handover nya sama dengan inter Node B, kecuali untuk pengiriman buffer paket dan pada penerima uplink dari HS-DPCCH.



3. HS-DSCH to DCH handover
Handover HS-DSCH ke DCH diperlukan oleh pelanggan HSDPA yang bergerak dari satu sel dengan jaringan HSDPA ke suatu sel tanpa jaringan HSDPA. Handover ini sering juga disebut sebagai Intersystem Handover HSDPA to GPRS.
Selengkapnya...

HANDOVER

Pengertian Handover
Handover merupakan fasilitas dalam system seluler untuk menjamin adanya kontinyuitas komunikasi apabila pelanggan bergerak dari satu cell ke cell lain. Pergerakan user mengakibatkan perubahan yang dinamis terhadap kualitas link dan tingkat interferensi dalam sistem, oleh karena itu dibutuhkan sebuah mekanisme perancangan handover yang handal yang diharapkan dapat meningkatkan performansi jaringan. Proses Handover terjadi karena kualitas atau daya ratio turun di bawah nilai yang dispesifikasikan dalam BSC. Penurunan level sinyal ini dideteksi dari pengukuran yang dilakukan MS maupun BTS. Konsekuensinya handover ditujukan ke sel dengan sinyal lebih besar. Selain itu, handover dapat terjadi apabila traffic dari sel yang dituju sudah penuh. Saat MS melewati sel, dialihkan ke ‘neighbouring cell’ dengan beban traffic yang lebih kecil. Handover dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu : Melalui MS (Mobile initiated) : MS melakukan pengukuran kualitas, memilih node B terbaik dan tersambung ke node B tersebut di bantu oleh jaringan. Handover ini biasanya di picu oleh kualitas hubungan yang buruk berdasarkan pengukuran MS.
• Melalui Jaringan ( Network Initiated) : Node B melakukan pengukuran dan melapor ke RNC yang akan memutuskan apakah akan dilakukan handover atau tidak. Handover ini dilakukan untuk mengontrol distribusi trafik antar sel. Jika muatan dari sel sumber melebihi level yang ditetapkan dan muatan sel tetangga dibawah level yang ditetapkan maka sel sumber akan menciutkan coverage-nya, menghandover sebagian trafik ke sel tetangga. Akibatnya kecepatan bloking dapat direduksi dan diperoleh kualitas penggunaan sumber daya sel yang lebih baik.
• Mobile Assited : Jaringan dan MS sama-sama melakukan pengukuran. MS melaporkan hasil pengukuran dari Node B yang terdekat dan jaringan melakukan keputusan apakah akan melakukan handover atau tidak.
Jenis Handover Pada Sistem Komunikasi Bergerak
• Intra sistem Handover
Intra sistem handover terjadi dalam satu sistem dan dapat dibagi menjadi dua yaitu:
Intra frekuensi handover yang terjadi diantara sel yang memiliki carrier WCDMA yang sama. Dan Inter frekuensi handover yang terjadi diantara sel dengan carrier WCDMA yang berbeda.
• Inter sistem Handover
Inter sistem handover terjadi diantara sel yang memiliki 2 teknologi radio akses (RAT) atau mode radio akses (RAM) yang berbeda. Keadaan yang paling sering untuk tipe pertama adalah antara sistem WCDMA dan GSM/EDGE. Handover diantara dua sistem CDMA yang berbeda juga termasuk tipe ini. Sebagai contoh untuk inter RAM handover adalah ultra FDD dan ultra TDD.
• Hard Handover
Hard handover adalah suatu kondisi dimana link radio yang lama dilepaskan sebelum link radio yang baru sempat dibangun. Untuk hubungan real time hal ini akan berarti pemutusan hubungan secara singkat, sedangkan untuk hubungan non real time hal ini berarti lossless.
• Soft Handover
Selama soft handover, MS secara simultan berkomunikasi dengan 2 atau lebih cell dengan BTS yang berbeda dari RNC (Intra RNC) yang sama atau RNC (Inter RNC) yang berbeda.
• Softer Handover
Didalam softer handover, mobile sedikitnya dikontrol oleh 2 sektor dibawah satu BS, RNC tidak dilibatkan dan hanya ada satu loop power control yang aktif .
Prosedur dan Pengukuran Handover
Prosedur handover dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu :

Tahap Pengukuran (Measurement), dilakukan pengukuran informasi penting yang dibutuhkan untuk tahap decision. Pengukuran arah DL yang lakukan oleh MS adalah sebesar Ec/Io dari CPICH sel yang sedang melayani dan sel-sel tetangga.
• Tahap Keputusan (Decision), hasil pengukuran di bandingkan dengan threshold yang telah di tetapkan sebelumnya. Kemudian akan diputuskan apakah akan dilakukan handover atau tidak. Algoritma handover yang berbeda akan memiliki kondisi trigger yang berbeda pula.
• Tahap Eksekusi (Execution), proses handover selesai dan parameter relatif diubah berdasarkan jenis handovernya. Sebagai contoh hubungan dengan Node B apakah ditambah atau diputuskan.
Hysteresis margin pada handover berguna untuk mengurangi efek ping-pong, yaitu suatu fenomena ketika UE bergerak keluar daerah cakupan sel yang secara berulang terjadi. Selain itu adanya pergerakan UE mengakibatkan timbulnya efek fading dari kanal radio yang juga bisa mempengaruhi efek ping-pong. Dengan adanya hysteresis margin, efek ping-pong bisa di atasi karena UE tidak handover secara tiba-tiba pada BS yang lebih baik.
Handover pada Jaringan HSDPA
Tidak seperti pada Release 99, HSDPA tidak hanya menggunakan soft handover, tetapi menggunakan suatu algoritma hard handover untuk switch antara Node B. UE selalu memonitor semua Node B yang berada pada active set dan memberikan laporan ke UTRAN pada saat adanya perubahan pada sel yang paling bagus. Kemudian UTRAN akan mengkonfigurasi ulang sel HS-DSCH yang melayani dengan menggunakan konfigurasi synchronous atau asynchronous handover.
Pada jaringan HSDPA, ada 3 tipe Handover :
1. Inter-Node B HS-DSCH to HS-DSCH handover
HSDPA mendukung pergerakan antar sector dalam satu Node B, dan antara beberapa Node B yang berbeda. Inter Node B handover dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini, dimana UE dapat berganti sel HS-DSCH yang melayani dari sel asal ke sel target.

2. Intra-Node B HS-DSCH to HS-DSCH handover
Intra Node B HS-DSCH to HS-DSCH handover terjadi antara 2 sektor dalam Node B yang sama. Prosedur handover nya sama dengan inter Node B, kecuali untuk pengiriman buffer paket dan pada penerima uplink dari HS-DPCCH.



3. HS-DSCH to DCH handover
Handover HS-DSCH ke DCH diperlukan oleh pelanggan HSDPA yang bergerak dari satu sel dengan jaringan HSDPA ke suatu sel tanpa jaringan HSDPA. Handover ini sering juga disebut sebagai Intersystem Handover HSDPA to GPRS.

Sedangkan untuk prosedurnya sebagai berikut:

Keterangan:
• Pada saat RNC mendeteksi bahwa jaringan HSDPA semakin melemah, RNC akan meminta UE untuk melakukan pengukuran target sel dari jaringan 2G. Jika target sel yang paling bagus dari jaringan 2G telah diidentifikasi, RNC akan memerintahkan UE untuk berpindah ke jaringan 2G dengan pesan Cell Change Order.
• Pada saat UE telah pindah ke jaringan 2G, pesan tersebut juga membaca informasi sistem 2G meliputi routing, location area codes, dan operasi mode network. Operasi mode network digunakan untuk menentukan sesuai atau tidaknya lokasi dan routing area, oleh karena itu diperlukan suatu interface yang menghubungkan antara MSC dan 2G SGSN.
• UE akan mengirim pesan Routing Area Update ke 2G SGSN. Pesan SRNS ( Serving Radio Network Subsystem) memberitahukan RNC untuk mulai buffering dan tidak mengirim data ke Node B lagi. Prosedur selesai saat 2G SGSN mengirim pesan SGSN Context Acknowledge, dan ini berarti bahwa 2G SGSN telah siap menerima data dari paket sebelumnya.
• Lalu 3G SGSN mengirim pesan SRNS Data Forwarding Command ke RNC, pesan inimemerintahkan RNC untuk memulai pengiriman data melalui 2G SGSN, dan mengirim data tersebut ke UE melalui jaringan 2G. Lokasi UE akan selalu di update sehingga data dikirim langsung dari GGSN ke 2G SGSN. Lalu 2G SGSN mengirim pesan Routing Area Update Accept dan UE memberitahukannya dengan mengirim pesan Routing Area Update Complete.
QUALITY OF SERVICE ( QOS) HSDPA
Quality of Service merupakan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik data tertentu dalam berbagai jenis platform teknologi QOS tidak diperoleh langsung dari infrastruktur yang ada, melainkan diperoleh dengan mengimplementasikannya pada jaringan yang bersangkutan. QoS pada HSDPA adalah parameter- parameter yang menunjukkan kualitas paket data jaringan. Aplikasi dari layanan HSDPA ada 2 yaitu aplikasi real time dan aplikasi non real time. Untuk aplikasi real time, contohnya video call, video streaming, VOIP, Video on Demand, tidak dapat mentolerir delay dan packet loss.
Selengkapnya...

Karakteristik Sistem HSDPA

1. Adaptive Modulation and Coding
Adaptive Modulation and Coding (AMC) merupakan teknologi utama yang menyebabkan HSDPA mencapai data rate jauh lebih besar dari sistem sebelumnya. Sistem CDMA biasanya menggunakan skema modulasi konstan (misalnya M-PSK) dan fast power control agar segera dapat menyesuaikan dengan kondisi kanal. Sebaliknya, AMC menggunakan power konstan sementara skema modulasi dan koding yang berubah sesuai kondisi kanal. Hasilnya meningkatkan throughput rata-rata karena level MCS (Modulation and Coding Scheme) yang diberikan semakin tinggi sesuai kondisi yang diinginkan pengguna.
2. Hybrid Automatic Repeat Request (ARQ )
Meskipun level MCS digunakan untuk menjamin berhasilnya proses transmisi, kegagalan masih saja terjadi pada sistem nirkabel. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh interferensi antar pengguna dan pemancar. Pada keadaan normal rata-rata 10-30% transmisi pertama harus diulangi agar berhasil. Dengan demikian, pemilihan protocol retransmisi menjadi vital dalam kinerja sistem komunikasi nirkabel. 3GPP menetapkan HARQ untuk retransmisi karena kemampuannya mengirim kembali dengan cepat. HARQ diimplementasikan pada layer MAC (Medium Access Control) sebagai pengganti layer RLC (Radio Link Control) yang banyak digunakan untuk protokol transmisi data yang lain. Layer MAC diletakkan pada radio interface yang berhubungan langsung dengan UE sehingga menurunkan delay. Pada keadaan normal NACK diminta kurang dari 10 ms pada layer MAC padahal dengan RLC dibutuhkan antara 80-100 ms. Dengan menurunkan delay pada proses retransmisi, protokol internet yang telah diperkenalkan pada release 4 mudah diimplementasikan. Hal tersebut mendukung diterapkannya berbagai aplikasi seperti internet dan FTP. Untuk membatasi kompleksitas proses retransmisi, 3GPP menetapkan protocol SAW (Stop and Wait). Protokol SAW bekerja dengan cara mengirimkan suatu paket dan menunggu respon UE. Yang menjadi masalah adalah jika sistem idle (diam) dan tidak merespon. Agar efisien, 3GPP memilih protokol N-channel SAW. Saat sebuah kanal N menunggu ACK atau NACK, kanal (N-1) terus mengirimkan data. Nilai N masih dievaluasi antara 2 dan 4. HARQ menggunakan buffer virtual untuk mengirimkan salinan data yang dikirim sebelumnya. Saat retransmisi diminta, data yang rusak dibandingkan dengan salinan pada buffer untuk menentukan kualitas koding sehingga proses retransmisi segera berhasil dilakukan. Hal tersebut akan meningkatkan rata-rata throughput.
3. Fast Scheduling
Perubahan dasar yang dilakukan adalah penjadwalan pada Node B. Dengan cara inilah respon terhadap perubahan kondisi kanal segera dilakukan untuk menjamin layanan untuk UE. Tiga cara penjadwalan dipakai dalam sistem HSDPA yaitu Round Robin (RR), Maximum C/I, dan Proportional Fair (PF). Penjadwalan RR bekerja berdasarkan posisi antrian, first in first out. Meskipun paling sederhana dan fair, kondisi kanal yang dipakai UE tidak dijadikan pertimbangan. Sebagai konsekuensinya pengguna tetap dijadwal meskipun kondisi kanal buruk Algoritma Maximum C/I menjadwal UE ketika memiliki nilai SIR tertinggi di antara UE lain dalam suatu sel. Asumsinya seluruh UE memiliki level MCS tertinggi untuk melakukan transmisi. Hal tersebut kurang fair karena menyebabkan hampir setengah pengguna sel tidak memperoleh pelayanan yang cukup. PF merupakan bentuk kompromi antara RR dan Maximum C/I. PF bekerja berdasarkan keseimbangan antara rata-rata SIR yang diperoleh dengan SIR pada waktu tertentu. Hasilnya setiap pengguna dilayani saat kondisi kanal mendukung. Lebih fair karena kondisi kanal waktu tertentu pasti lebih baik daripada rataratanya
4. Handover ( Fast Cell Selection )
Perpindahan UE antarsel pada sistem CDMA pada umumnya menggunakan prosedur soft handover. Akan tetapi HSDPA menggunakan cara yang lebih cepat dengan hard handover dengan teknologi yang disebut FCS (Fast Cell Selection). FCS bekerja dengan memantau level SIR seluruh Node B dalam jangkauan UE lalu diarahkan pada Node B yang dapat memberikan SIR lebih tinggi (power CPICH yang lebih tinggi). Aktivitas downlink hanya dapat dilakukan pada satu Node B. Jika terdapat Node B yang memberikan level SIR yang lebih tinggi pada daerah perpindahan, seharusnya RNC yang bertanggung jawab melakukan proses handover. Dengan FCS, maka dilakukan internode handover ke Node B yang baru. Hal ini bertujuan untuk menurunkan delay dalam prosedur handover.

Konfigurasi Jaringan HSDPA
Berikut ini merupakan konfigurasi jaringan HSDPA :

Skema struktur jaringan HSDPA secara umum terdiri dari :
1. UE ( Unit Equipment )
Merupakan perangkat atau terminal pada sisi pelanggan yang berupa headset untuk mengirim dan menerima informasi.
2. Node B ( Base Transceiver Station )
Merupakan perangkat untuk mengkonversi aliran data antara interface Uu dan Iub, juga berperan dalam radio resource management.

3. RNC ( Radio Network Controller )
Radio Network Controller (RNC) di GSM disebut BSC : bertanggung jawab untuk mengontrol sumber radio dalam jaringan (satu atau lebih Node B terhubung ke RNC). Suatu RNC yang dengan beberapa Node B membentuk Radio Network Subsystem (RNS).
4. Core network, terdiri dari beberapa bagian :
· Serving GPRS Support Node (SGSN) : berfungsi sama halnya seperti MSC/VLR tetapi secara khusus digunakan untuk servis Packet Switched (PS).
· Gateway GPRS Support Node (GGSN) : berfungsi sama halnya seperti GMSC tetapi berhubungan dengan servis-servis PS.
Model Kanal pada HSDPA
Untuk mengimplementasikan HSDPA, tiga kanal baru ditambahkan pada platform WCDMA. Terdiri atas High Speed Downlink Shared Channel (HS-DSCH), High Speed Shared Control Channel (HS-SCCH), dan Uplink High Speed Dedicated Physical Control Channel (HS-DPCCH).

Keterangan:
1. High Speed Downlink Shared Channel (HS-DSCH)
HS-DSCH disediakan sebagai kanal sharing baru untuk membawa beberapa DCH (Dedicated Transport Channel) dalam satu frekuensi.Untuk lebih jelas, lihat gambar di bawah ini

Kanal transport dituntut mampu membawa data yang besar secara efisien untuk memberikan data rate yang tinggi. Data dimultipleks dalam domain waktu dan dikirim dalam beberapa TTI (Transmission Time Interval). Setiap TTI terdiri atas 3 slot waktu yang masing-masing 2 ms. Digunakan konstan SF (spreading factor) 16 untuk proses code multiplexing sehingga tersedia 15 kanal paralel. Kanal tersebut dapat diberikan untuk satu pengguna sepanjang TTI atau dibagi dengan beberapa pengguna tergantung beban sel, kebutuhan QoS (Quality of Services), dan kemampuan UE (User Equipment).
High Speed Shared Control Channel (HS-SCCH)
HS-SCCH digunakan untuk menandai jenis informasi sebelum penjadwalan TTI seperti channelization code set, skema modulasi, ukuran transport block, dan informasi protokol HARQ. Channelization code set dan skema modulasi merupakan parameter kritis karena menunjukkan kode-kode paralel HS-DSCH yang diminta UE dan jenis modulasi yang dipakai pada pengiriman berikutnya (QPSK atau 16 QAM). Jika informasi tersebut tidak diterima sebelum pengiriman TTI, data akan ditahan hingga UE mengenali parameter tersebut. Oleh karena itu parameter kritis dikirim di awal (pada 0,667 ms slot HS-SCCH).
High Speed Uplink Dedicated Physical Control Channel (HS-DPCCH)
HS-DPCCH bertanggung jawab dalam proses uplink yaitu pengiriman ACK (acknowledgement) dan NACK (negative acknowledgement) untuk memberitahu status suatu paket data yang dikirim serta CQI (Channel Quality Indicator). Nilai bit digunakan untuk memilih skema modulasi dan koding yang sesuai untuk pengiriman selanjutnya, dari QPSK dengan turbo code R=1/4 hingga 16-QAM dengan turbo code R=3/4. Termasuk memilih untuk tidak melakukan pengiriman jika kondisi kanal buruk.
HANDOVER
Pengertian Handover
Handover merupakan fasilitas dalam system seluler untuk menjamin adanya kontinyuitas komunikasi apabila pelanggan bergerak dari satu cell ke cell lain. Pergerakan user mengakibatkan perubahan yang dinamis terhadap kualitas link dan tingkat interferensi dalam sistem
Handover pada Jaringan HSDPA
Tidak seperti pada Release 99, HSDPA tidak hanya menggunakan soft handover, tetapi menggunakan suatu algoritma hard handover untuk switch antara Node B. UE selalu memonitor semua Node B yang berada pada active set dan memberikan laporan ke UTRAN pada saat adanya perubahan pada sel yang paling bagus. Kemudian UTRAN akan mengkonfigurasi ulang sel HS-DSCH yang melayani dengan menggunakan konfigurasi synchronous atau asynchronous handover.
Pada jaringan HSDPA, ada 3 tipe Handover :
1. Inter-Node B HS-DSCH to HS-DSCH handover
HSDPA mendukung pergerakan antar sector dalam satu Node B, dan antara beberapa Node B yang berbeda. Inter Node B handover dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini, dimana UE dapat berganti sel HS-DSCH yang melayani dari sel asal ke sel target.

2. Intra-Node B HS-DSCH to HS-DSCH handover
Intra Node B HS-DSCH to HS-DSCH handover terjadi antara 2 sektor dalam Node B yang sama. Prosedur handover nya sama dengan inter Node B, kecuali untuk pengiriman buffer paket dan pada penerima uplink dari HS-DPCCH.



3. HS-DSCH to DCH handover
Handover HS-DSCH ke DCH diperlukan oleh pelanggan HSDPA yang bergerak dari satu sel dengan jaringan HSDPA ke suatu sel tanpa jaringan HSDPA. Handover ini sering juga disebut sebagai Intersystem Handover HSDPA to GPRS.

Sedangkan untuk prosedurnya sebagai berikut:

Keterangan:
· Pada saat RNC mendeteksi bahwa jaringan HSDPA semakin melemah, RNC akan meminta UE untuk melakukan pengukuran target sel dari jaringan 2G. Jika target sel yang paling bagus dari jaringan 2G telah diidentifikasi, RNC akan memerintahkan UE untuk berpindah ke jaringan 2G dengan pesan Cell Change Order.
· Pada saat UE telah pindah ke jaringan 2G, pesan tersebut juga membaca informasi sistem 2G meliputi routing, location area codes, dan operasi mode network. Operasi mode network digunakan untuk menentukan sesuai atau tidaknya lokasi dan routing area, oleh karena itu diperlukan suatu interface yang menghubungkan antara MSC dan 2G SGSN.
· UE akan mengirim pesan Routing Area Update ke 2G SGSN. Pesan SRNS ( Serving Radio Network Subsystem) memberitahukan RNC untuk mulai buffering dan tidak mengirim data ke Node B lagi. Prosedur selesai saat 2G SGSN mengirim pesan SGSN Context Acknowledge, dan ini berarti bahwa 2G SGSN telah siap menerima data dari paket sebelumnya.
· Lalu 3G SGSN mengirim pesan SRNS Data Forwarding Command ke RNC, pesan inimemerintahkan RNC untuk memulai pengiriman data melalui 2G SGSN, dan mengirim data tersebut ke UE melalui jaringan 2G. Lokasi UE akan selalu di update sehingga data dikirim langsung dari GGSN ke 2G SGSN. Lalu 2G SGSN mengirim pesan Routing Area Update Accept dan UE memberitahukannya dengan mengirim pesan Routing Area Update Complete.
QUALITY OF SERVICE ( QOS) HSDPA
Quality of Service merupakan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik data tertentu dalam berbagai jenis platform teknologi QOS tidak diperoleh langsung dari infrastruktur yang ada, melainkan diperoleh dengan mengimplementasikannya pada jaringan yang bersangkutan. QoS pada HSDPA adalah parameter- parameter yang menunjukkan kualitas paket data jaringan. Aplikasi dari layanan HSDPA ada 2 yaitu aplikasi real time dan aplikasi non real time. Untuk aplikasi real time, contohnya video call, video streaming, VOIP, Video on Demand, tidak dapat mentolerir delay dan packet loss.
Parameter Kinerja Handover pada Jaringan HSDPA
1. Throughput
Di dalam jaringan telekomunikasi throughput adalah jumlah data persatuan waktu yang dikirim untuk suatu terminal tertentu di dalam sebuah jaringan, dari suatu titik jaringan atau suatu titik ke titik jaringan yang lain. System throughput atau jumlah throughput adalah jumlah rata-rata data yang dikirimkan untuk semua terminal pada sebuah jaringan. Nilai troughput sistem ditentukan dengan :

Dimana jumlah bit data dikirim merepresentasikan jumlah kanal HS-PDSCH yang dialokasikan sesuai dengan nilai CQI dikali dengan jumlah bit maksimal yang boleh dikirim sesuai dengan jenis modulasinya, sedangkan jumlah bit data error adalah akibat dari noise AWGN.
3. Probabilitas Dropping / Packet Loss
Packet loss terjadi ketika ada peak load dan congestion ( kemacetan transmisi paket akibat padatnya traffic yang harus dilayani) dalam batas waktu tertentu, maka frame (gabungan data payload dan header yang ditransmisikan ) suara akan dibuang sebagaimana perlakuan terhadap frame data lainnya pada jarinngan berbasis IP. Packet loss untuk aplikasi voice dan multimedia dapat ditoleransi sampai dengan 20%. Selengkapnya...

Cara Koneksi Jaringan Internet Telkomsel Flash Menggunakan Modem HSDPA Huawei E220

1. pasang modem Anda ke soket USB yang tersedia. (aktifkan Autorun)
2. Install Driver dan Aplikasi Mobile Partner.
3. Setelah Aplikasi Mobile Partner terintall, buka Aplikasi tersebut dengan mengklik 2x icon shortcut pada desktop anda
4. Pilih menu Tools pada Tab menu bagian atas.
5. Lalu Pilih Menu Tools -> Options
6. Setelah itu, akan muncul kotak baru pada windows anda.
7. Dalam kotak tersebut akan ada menu baru lagi diantaranya Generals, Text Messages, Profile Managements, dan Network.
8. Pilih Menu Profile Managements.
9. Dibagian kanan terlihat tab menu yaitu Dial Up yang dibawahnya ada pilihan menu Profile Name, APN, dan Autenthication.
10. Silahkan anda buat nama Profil Baru dengan nama "Tsel Flash" dan jadikan sebagai default Profile(set As Default). (sebelumnya pilih menu NEW dulu untuk buat profil baru)
11. pilih (beri tanda centang) APN Static dan masukkan APN : "internet".
12. isi menu Autentication seperti berikut :
Access Number : *99#
Username : flash
PAssword : flash
13. Setelah itu klik SAVE dan OK.
14. Nah, setelah profil berhasil dibuat, sekarang mari kita test konek ke internet Anda.
silahkan anda pilih Menu Connection yang ada Iconnya, trus klik Connect.
15. Seharusnya anda akan langsung terkoneksi.. Selengkapnya...

Fakta HSDPA

HSDPA merupakan evolusi dan pengembangan teknologi W-CDMA (Wideband Code Division Multiple Access) atau di Eropa dikenal dengan istilah UMTS (Universal Mobile Telecommuncation System), sama seperti EV-DO (Evolution Data Optimized) yang dikembangkan dari CDMA2000 1x, merupakan protocol 3G.

Walaupun dikembangkan dari W-CDMA, HSDPA menggunakan teknik modulasi dan pengkodean yang berbeda. HSDPA membuat channel baru dalam W-CDMA yang disebut dengan HS-DSCH (High-Speed Downlink Shared Channel). Channel ini menyediakan akses downlink yang lebih cepat daripada channel lainnya.

Yang perlu digarisbawahi di sini adalah channel tersebut hanya digunakan untuk akses downlink. Dengan kata lain, proses download pada HSDPA jauh lebih cepat karena channel hanya digunakan stu arah, dari transmitter ke perangkat pengguna (baik telpon selular maupun modem HSDPA). Inilah factor yang membedakannya dengan teknologi asalnya, W-CDMA.

Di atas kertas, kecepatan transmisi data pada HSDPA mencapai hingga 14,4 Mbps, jauh diatas 3G yang hanya menyediakan 384 Kbps. Jika selama ini pemutaran video klip, televise, atau video call masih terputus-putus pada telpon selular 3G, kini semuanya sudah dapat berjalan lancer berkat teknologi HSDPA. Sebagian besar jaringan HSDPA yang sudah beroperasi saat ini menawarkan kecepatan downlink sebesar 3,6 Mbps. Beberapa jaringan telah mulai melakukan peningkatan kecepatan downlink hingga 7,2 Mbps.

Sampai artikel ini ditulis, baru ada satu jaringan yang benar-benar menyediakan kecepatan downlink maksimum sebesar 14,4 Mbps. Diperkirakan hingga akhir tahun ini, hanya sebagian kecil jaringan yang telah siap dengan akses downlink maksimum tersebut.

Kecepatan unduh data
Di lingkungan perumahan teknologi ini dapat melakukan unduh data hingga berkecepatan 3,7 Mbps.
Dalam keadaan bergerak seseorang yang sedang berkendaraan di jalan tol berkecepatan 100 km/jam dapat mengakses internet berkecepatan 1,2 Mbps.
Di lingkungan perkantoran yang padat pengguna dapat menikmati streaming video dengan perkiraan kecepatan 300 Kbps.
Kelebihan HSDPA
Kelebihan HSDPA adalah mengurangi tertundanya pengunduhan data (delay) dan memberikan umpan balik yang lebih cepat saat pengguna menggunakan aplikasi interaktif seperti mobile office atau akses Internet kecepatan tinggi untuk penggunaan fasilitas permainan atau mengunduh audio dan video. Kelebihan lain HSDPA, meningkatkan kapasitas sistim tanpa memerlukan spektrum frekuensi tambahan. Hal ini menyebabkan berkurangnya biaya layanan mobile data secara signifikan.
2. Memberikan respon yang lebih cepat saat pengguna memberikan aplikasi interaktif seperti
mobile office atau akses internet berkecepatan tinggi, yang dapat disertai pula
3. Menjanjikan akses lima kali lebih cepat.

4. High Speed Downlink Shared Channel ( HS DSCH ), dimana kanal tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dengan pengguna lain.
5. Transmission Time Interval ( TTI ) yang lebih pendek, yaitu 2 ms, sehingga kecepatan transmisi pada layer fisik dapat lebih cepat.
6. Menggunakan teknik penjadwalan / scheduling yang cepat
7. Menggunakan Adaptive Modulation and Coding ( AMC )
8. Menggunakan fast Hybrid Automatic Response request (HARQ) Selengkapnya...

Pengertian HSDPA

HSDPA atau High-Speed Downlink Packet Access atau High-Speed Downlink Protocol Access adalah protocol baru transmisi data melalui telpon seluler/genggam, yang termasuk ke dalam keluarga HSPA(High-Speed Packet Access) dalam teknologi 3G. Ia dikenal juga dengan nama 3.5G (Generasi ketiga setengah). Teknologi yang juga merupakan pengembangan dari WCDMA, sama halnya dengan CDMA 2000 yang mengembangkan EV-DO ini didesain untuk meningkatkan kecepatan transfer data 5x lebih tinggi. HSDPA mempunyai layanan berbasis paket data di WCDMA downlink dengan data rate mencapai 14,4 Mbps dan bandwith 5 MHz pada WCDMA downlink. Untuk jenis layanan streaming, dimana layanan data ini lebih banyak pada arah downlink daripada uplink, atau dengan kata lain user lebih banyak men-download daripada meng-upload.

Pada dasarnya, HSDPA menyediakan kecepatan download yang sama dengan ASDL (Asymmetric Digital Subscriber Line), yang telah lama diperkenalkan pada koneksi Internet untuk perumahan dan perkantoran. Walaupun kecepatan HSPDA masih “biasa-biasa saja” jika dibandingkan yang terjadi di beberapa tipe jaringan kabel, namun keberadaanya merupakan tonggak bagi akses berkecepatan tinggi pada teknologi selular. Selengkapnya...

SETTING TCP / IP KOMPUTER

Cara memasang ip komputer jaringan lan
Bagi yang belum tau masang TCP/IP
warnet silahkan di perhatikan di
bawah ini, bagis yang dah jago lewatkan
saja Tutor ini mungkin buat para
master ada jago komputer
tutor ini sangad gag berguna tapi yang di perlukan

pertama klik-=> my network place
kedua klik-=> properties
ke empat klik-=> local area conection
lalu klik-=> properties
klik TCP/IP lalu klik propertis
Isi IP komp dengan komplet
ceklist dulu : use the following IP address

IP address :192.168.1.1
Subnet mask :255.255.255.0
Default gateway :192.168.1.10


bagian DNS

use the following DNS server addresses
preferred DNS server : 202.146.255.2
alternate DNS server : 202.146.255.3

terus klik : Advanced

Menu

Ip seting

Ip addres
add ip komp contoh : 192.168.1.1
add gateway : 192.168.1.10
Terus ceklis automatic metric

DNS

add dns
contoh1 : 202.146.255.2
contoh2 : 202.146.255.3

ceklis Append primary and connection specific DNS suffixes
ceklis Append parent suffixes off the primary DNS suffix
ceklis Register this connection's addresses in DNS
Tinggal dech klik oke Selengkapnya...

INSTALASI ATAU MERAKIT ANTENA

Perakitan Antena
1.Antena microwave jenis grid parabolic dan loop serta yagi perlu dirakit karena terdiri dari sejumlah komponen, berbeda dengan jenis patch panel, panel sector maupun omni directional
2.Rakit antena sesuai petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang disertakan
3.Kencangkan semua mur dan baut termasuk konektor dan terutama reflektor
4.Perhatikan bahwa antena microwave sangat peka terhadap perubahan fokus, maka pada saat perakitan antena perhatikan sebaik-baiknya fokus reflektor terhadap horn (driven antena), sedikit perubahan fokus akan berakibat luas seperti misalnya perubahan gain (db) antena
5.Beberapa tipe antena grid parabolic memiliki batang extender yang bisa merubah letak fokus reflektor terhadap horn sehingga bisa diset gain yang diperlukan

1.Antena microwave jenis grid parabolic dan loop serta yagi perlu dirakit karena terdiri dari sejumlah komponen, berbeda dengan jenis patch panel, panel sector maupun omni directional
2.Rakit antena sesuai petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang disertakan
3.Kencangkan semua mur dan baut termasuk konektor dan terutama reflektor
4.Perhatikan bahwa antena microwave sangat peka terhadap perubahan fokus, maka pada saat perakitan antena perhatikan sebaik-baiknya fokus reflektor terhadap horn (driven antena), sedikit perubahan fokus akan berakibat luas seperti misalnya perubahan gain (db) antena
5.Beberapa tipe antena grid parabolic memiliki batang extender yang bisa merubah letak fokus reflektor terhadap horn sehingga bisa diset gain yang diperlukan

Pointing Antena
1.Secara umum antena dipasang dengan polarisasi horizontal
2.Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS, arah ini kita anggap titik tengah arah (center beam)
3.Geser antena dengan arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center beam, satu per satu pada setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi ½ spesifikasi beam width antena untuk setiap sisi (kiri atau kanan), misalkan antena 24 db, biasanya memiliki beam width 12 derajat maka, maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center beam adalah 6 derajat
4.Beri tanda pada setiap perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan arah terbaik dilakukan dengan cara mencari nilai average yang terbaik, parameter utama yang harus diperhatikan adalah signal strenght, noise dan stabilitas
5.Karena kebanyakan perangkat radio Wireless In A Box tidak memiliki utility grafis untuk merepresentasikan signal strenght, noise dsb (kecuali statistik dan PER) maka agar lebih praktis, untuk pointing gunakan perangkat radio standar 802.11b yang memiliki utility grafis seperti Orinoco atau gunakan Wave Rider
6.Selanjutnya bila diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dengan klino meter sesuai sudut antena pada station lawan, hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan bumi dan bandingkan dengan kontur pada peta topografi
7.Ketika arah dan elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka apabila diperlukan dapat dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke vertical untuk mempersempit beam width dan meningkatkan fokus transmisi, syaratnya kedua titik mempergunakan antena yang sama (grid parabolic) dan di kedua titik polarisasi antena harus sama (artinya di sisi lawan polarisasi antena juga harus dibalik menjadi vertical). Selengkapnya...

MENAIKI TOWER

menaiki tower di butuhkan kesabaran saat memasang suatu perangkat seperti antenna seperti gambar di atas terus memasng suatu kabel jaringan yang terhubung kedalam suatu area yang di sebut dengan wan atau lan yang mampu memancarkan sinya dengan jarak 100 m yang hanya terdapat di dalam area itu sendiri saat menaiki tower di butuhkan peralatan yang lengkap yang paling utama adalah sabuk keselamatan atau pegangan saat kita sedan memasang antenna atau menghubungkan kabel apaun. Selengkapnya...